top of page

PENERAPAN BIOSEKURITI DI BIB LEMBANG

  • Writer: Biosekuriti Direktorat PKH
    Biosekuriti Direktorat PKH
  • Jun 8, 2018
  • 2 min read


Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan sebuah laboratorium yang unggul dalam mutu serta telah berpengalaman untuk memproduksi semen (benih/bibit) beku dari ternak unggul. Semen baku dari pejantan unggul yang telah terseleksi diperlukan oleh para peternak unuk menghasilkan genetik keturunan yang unggul. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan mutu hewan ternaknya.

Semen beku yang dihasilkan oleh pejantan unggul di BIB Lembang membantu  para peternak untuk mendapatkan keuntungan ternak yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan produktivitas ternak. Peningkatan mutu sendiri sangat dipengaruhi oleh kualitas indukan pejantan yang digunakan untuk inseminasi buatan.

Proses produksi inseminasi dilakukan dengan cara memproses setiap tetes semen beku ternak di laboratorium yang higienis, serta menggunakan teknologi yang modern. Proses produksi juga harus dilakukan dan diawasi oleh peneliti yang ahli di bidangnya agar semen beku yang dihasilkan bisa terjamin mutunya.

Biosekuriti

Sebagai balai yang bergerak di bidang industri biologis, penerapan biosekuriti menjadi prioritas utama manajemen BIB Lembang. Tahapan biosekuriti di balai yang terletak di Lembang ini di antaranya adalah sanitasi, yang dilakukan pada seluruh komponen yang ada di balai. Komponen itu meliputi hewan ternak, kandang ternak, peralatan ternak dan peralatan laboratorium, pakan dan tempat penyimpanan pakan, petugas ternak dan pegawai, pengunjung balai atau laboratorium, pengolahan limbah, hingga kendaraan yang keluar-masuk balai.


(drh. Rudi Harsono, petugas medik BIB Lembang)

“Ada beberapa tahap biosekuriti, diantaranya yaitu upaya sanitasi, yang mana upaya ini dilakukan pada ternak, kandang, peralatan, dan tempat penyimpanan pakan, petugas dan pengunjung serta penanganan limbah,” ujar petugas medik BIB Lembang, drh. Rudi Harsono.

Rudi menyebutkan, salah satu bentuk tindakan sanitasi yang dilakukan yaitu disediakannya spraying disinfektan di semua pintu masuk BIB Lembang untuk membersihkan kendaraan yang masuk ke balai. Lalu, setiap dua kali dalam sebulan, mereka juga melakukan spraying disinfektan kandang dan disinfeksi lantai kandang menggunakan kapur.

“Selain upaya sanitasi, ada juga upaya preventif, dalam upaya ini dilakukan perawatan kuku hewan, yang bertujuan agar kaki hewan nyaman saat berdiri. Selain itu dalam upaya ini juga ada pemberian obat cacing serta vaksinasi pada semua hewan,” tambah Rudi.

Selanjutnya, Rudi mengatakan ada juga upaya kuratif, yaitu melakukan pengisolasian dan pengobatan ternak yang sakit. Dilakukan juga pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium penyakit hewan, eliminasi dan pemusnahan bangkai ternak yang terserang penyakit berbahaya. Oleh karena itu, dalam enam bulan sekali selalu diadakan pemeriksaan berkala (general check-up) untuk semua hewan ternak yang ada, agar hewan-hewan tersebut terhindar dari berbagai macam penyakit hewan.

Selain itu, BIB Lembang juga mengadakan penyuntikan vitamin setiap sebulan sekali, dan penimbangan berat badan hewan ternak. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar hewan di BIB Lembang tetap dalam kondisi yang ideal yakni tidak boleh terlalu gemuk dan tidak boleh terlalu kurus.

Perawatan

Rudi juga menjelaskan, untuk perawatan tubuh hewan setiap pagi untuk hewan yang akan diambil semennya harus dibersihkan atau dimandikan terlebih dahulu. Dan setiap satu atau dua kali dalam sebulan, hewan-hewan tersebut juga diharuskan untuk keramas.

Selain dibersihkan, ada juga perawatan khusus untuk reproduksi yang diberikan kepada hewan ternak. Di antaranya yaitu formulasi pakan, di mana pakan tersebut harus diperhatikan kuantitas dan kualitsnya. Serta ada juga cara tradisional untuk meningkatkan kesuburan hewan yaitu dengan memberinya pakan dari tauge.

Penyakit Reproduksi

Menurut penjelasan Rudi, jarang terjadi hewan yang terserang penyakit reproduksi di BIB Lembang. Karena

sudah dipastikan bahwa hewan yang ada di BIB Lembang terhindar dari 12 macam penyakit reproduksi. Jika ada hewan yang positif terkena penyakit, maka hewan tersebut akan langsung dipotong.

“Namun, jika hewan yang terjangkit penyakit itu usianya masih muda,  maka hewan tersebut akan dicoba untuk diobati terlebih dahulu sampai sembuh,” tutupnya

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page